MEMILIKIpasangan dari Suku Batak, apalagi kaum lelaki pasti kenal sebentar langsung diajak menikah lho, Ladies! Rupanya cowok Batak tergolong tipe setia dan dianggap mudah cinta mati sama seorang perempuan. Tapi terlepas dari itu, menikah dengan orang Batak juga ada ebberapa kekurangan yang harus dimengerti. Daripada Anda sudah terlanjut menikah, lalu ada ketidakcocokan karakter di tengah mengarungi bahtera rumah tangga, sangat sayang rasanya. Melihatwanita yang bisa keluar dari belenggu sumur, kamar, dan dapur sedikit lebih lega. Itu artinya para wanita yang sudah menjadi istri sudah banyak yang independen dan menjadi tidak terkekang dengan ketiga doktrin yang masih disematkan untuk dirinya Dan Laki-laki yang mengizinkan istrinya untuk bekerja juga mempunyai nilai plus. Pengertianperkawinan menurut Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: Perkawinan ialah ikatan batin antara seorang pria dengan seorang wanita, sebagai suami istri dengan membentuk kelaurga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. Pengertian Perkawinan Menurut Para Ahli. Vay Tiền Nhanh. - Sebagai salah satu suku bangsa dengan populasi terbesar di Indonesia, Suku Batak, yang mendiami Sumatera Utara, memiliki beragam keunikan. Salah satu keunikannya adalah semua orang Batak mempunyai marga, yang menunjukkan asal keturunan mereka. Suku Batak terbagi ke dalam enam sub-suku atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak puak memiliki ciri khas nama marga, yang berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan. Karena orang Batak menganut paham garis keturunan bapak patrilineal, maka dengan sendirinya marga tersebut juga berasal dari marga Batak yang ada saat ini diperkirakan mencapai hampir 500 marga. Lantas, mengapa orang Batak mempunyai banyak marga dan bagaimana asal-usulnya? Asal-usul marga Suku Batak Menurut cerita tentang asal-usul orang Batak, dikatakan bahwa nenek moyang mereka adalah seorang putri surga bernama Siboru Deak Parujar, yang menikah dengan Raja Odap-odap. Dari perkawinan mereka, lahir anak kembar bernama Raja Ihot Manisia laki-laki dan Boru Ihot Manisia perempuan. Raja Ihot Manisia mempunyai tiga anak, salah satu di antaranya adalah Raja Miokmiok, yang kemudian memiliki anak bernama Eng Banua. Eng Banua memiliki tiga anak bernama Raja Bonang-bonang, Si Raja Atseh, dan Si Raja Jau. Perkawinan atau Pernikahan SemargaPerkawinan yang baik menurut pandangan masyakat Batak Toba adalah perkawinan yang mengikuti ketentuan yang berlaku dalam adat Batak penulis jelaskan terlebih dahulu diawal tentang artikel Dampak dan Akibat dari Perkawinan Semarga dalam Adat Batak Toba ditujukan kepada penggunaan informasi pembelajaran dan tidak bertujuan kepada penganjuran dan atau sebagai bahan dasar melakukan argumentasi pernikahan semarga/sedarah/ Sembiring dan Tatiek Kartikasari 199824 mengungkapkan bahwa Perkawinan ideal bagi masyarakat Batak Toba ialah perkawinan antara seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki dari pihak ibunya atau “boru ni tulang na”. Pihak kedua orang tua selalu menganjurkan perkawinan ideal tersebut, dan bila anjuran ini tidak berhasil pihak orang tua biasanya akan mengalah demi kebahagiaan masyarakat Batak Toba, ada semacam ketetapan atau peraturan dalam hukum adat Batak Toba tentang pembatasan jodoh yaitu tidak boleh menikah dengan saudara seibu/seayah, dengan saudara seibu tetapi lain ayah, laki-laki tidak boleh menikah dengan anak perempuan dari dari saudara perempuan ayah, perempuan tidak boleh menikah dengan anak laki-laki dari saudara laki-laki ibu dan tidak boleh menikah dengan saudara dapat menikah dengan saudara semarga artinya tidak dapat menikahi siapapun yang kedudukannya semarga dengan kita atau dengan kata lain yang berada dalam satu rumpun marga yang sama. Kencana Sembiring dan Tatiek Kartikasari, 199824Perkawinan semarga merupakan perkawinan yang terjadi antara pria dan wanita semarga. Semarga dalam pandangan orang Batak disebut juga dengan istilah namariboto abang-adik. Namun, jika hal ini terjadi di masyarakat Batak Toba, maka perkawian tersebut sama saja incest sumbang/larangan. Pengertian incest bagi masyarakat Batak Toba bahkan lebih luas dari sekadar skandal antara orang tua dan anak, atau sesama saudara kandung, melainkan meliputi kawin dengan orang keyakinan masyarakat Batak Toba, meski sudah turun-temurun dalam beberapa generasi, orang semarga tetap merupakan bertali darah bagai kakak dan adik. Marga dikukuhkan dalam ketentuan adat sehingga orang semarga tabu untuk menikah. Jadi, seandainya terjadi incest, itu berarti arang bukan hanya mencoreng kening keluarga, tapi juga di wajah masyarakatnya. Sikap hormat pada warisan leluhur itu membuat hukum adat yang bicara, yaitu pasangan pelaku dijatuhi sanksi adat Batak mengenai larangan menikah semarga telah berlaku sejak dulu kala, namun meskipun demikian perkawinan semarga juga sudah banyak terjadi pada jaman dahulu. Berbagai alasan yang telah dikemukakan dahulu kala seperti susahnya untuk pergi kekampung lain untuk mencari pasangan yang berbeda marga karena berbagai faktor atau hambatan yang menyebabkan masyarakat didaerah tersebut menikah dan terjadilah perkawinan semarga. Meskipun sejak dahulu sudah ada, tetapi hal tersebut tetaplah pernikahan semarga menjadi tabu untuk dilakukan. Pada masa kini diharapkan perturan untuk tidak menikah semarga menjadi lebih ketat karena tidak adanya alasan mengenai kesulitan yang dialami seperti masa marpadanPerkawinan Bona Ni AriPerkawinan MarpadanPerkawinan Marpadan adalah perkawinan antar marga yang bekerabat dari adanya sumpah leluhur. Misalnya, leluhur marga Sitompul dan Tampubolon. Karena persahabatan yang kental, mereka kemudian mirip saudara kandung hingga sepakat bersipadan atau membuat janji agar keturunan mereka tak akan saling Bona Ni AriPerkawinan Bona Ni Ari adalah perkawinan antar lelaki dan wanita yang semarga dengan istri leluhur pertama. Contoh, wanita boru Tambunan tabu kawin dengan pria Manurung karena boru Manurung adalah istri Raja Tambun. Sebaliknya pria Tambunan sangat dianjurkan menikahi wanita Manurung. Mereka marpariban boru Manurung itu boru tulang, putri saudara lelaki ibu atau sepupu, keturunan Raja banyaknya dan begitu tegasnya hukum adat yang dipegang oleh orang Batak membuat orang tua sebisa mungkin akan mengajarkan anaknya terutama anak laki-laki sebagai pewaris marga mengenai silsilah marganya agar kelak tidak salah melangkah dalam memilih pasangan yang mengerti partuturon-nya silsilah marga, maka dia tidak akan mungkin menikah dengan yang semarga, Bona Ni Ari ataupun Marpadan dengan dirinya karena dia akan menganggap yang semarga dengan dirinya itu merupakan satu keturunan bahkan satu perut dengan dirinya dan pada umumnya dia akan menganggap orang yang semarga dengan dirinya itu ialah saudara laki-laki ataupun saudara perempuannya serta yang menjadi ketentuan para leluhur dahulu akan begitu Akibat dan Sanksi Terhadap Perkawinan SemargaPerkawinan semarga merupakan perkawinan yang menyimpang dan melanggar ketentuan hukum adat Batak Toba yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan pada dasarnya memang ditentang baik itu oleh tokoh adat maupun masyarakat Batak Toba. Namun, disisi lain orang yang menikah dengan yang semarga ternyata dapat hidup baik dan sejahtera dan punya keturunan sehingga membuat ketentuan ini sudah mulai dianggap tidak tabu lagi oleh masyarakat khususnya masyarakat Batak yang sudah lahir dan hidup di apa yang dianggap wajar bagi warga dan wilayah desa yang melakukannya, ternyata belum bisa diterima penduduk di luar desa tidak semua orang memiliki persepsi yang sama terkait perkawinan semarga ini. Ada yang masih memegang teguh hukum adat yang berlaku dan ada yang sudah mulai tidak mengindahkannya lagi dan menganggap hal itu merupakan sebagai hal yang biasa adanya ketentuan adat mengenai larangan perkawinan semarga yang terjadi dalam lingkungan masyarakat adat suku Batak Toba, menyebabkan perkawinan semarga ini sangat dihindari dan dilarang bagi orang Batak Toba. Bukan hanya orang Batak Toba, diharapkan larangan pada pernikahan semarga juga berlaku untuk sub Batak Semarga Dalam segi BiologisTerjadinya perkawinan semarga apabila ditinjau dari segi biologis maka akan berdampak kepada kesehatan manusia itu sendiri yaitu susahnya mencegah penyakit gen buruk dari orang tua ke anak-anaknya kelak, perkawinan seperti ini juga dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan dua salinan gen yang merugikan. Selain daripada itu perkawinan ini juga dapat meningkatkan resiko kematian serta berdampak kepada adanya masalah dalam hal gangguan resesif seperti kebutaan, ketulian, penyakit kulit, cacat dan lain sebagainya. Profesor Alan Bittles, direktur pusat genetik manusia di Perth, AustraliaBagi masyarakat Batak Toba perkawinan semarga mengakibatkan penduduk daerah lain akan mengisolasi mereka yang melakukannya, sebab menurut pandangan mereka menikah dengan marga lain bisa memperluas sistem kekerabatan sedangkan dengan yang semarga tanpa menikahpun mereka sudah menjadi daerah, hukuman atau sanksi yang dikenakan akibat pernikahan semarga tidaklah sama. Ada yang lebih ringan, misalnya hanya dikeluarkan dari masyarakat marga dan tidak diterima pengaduannya apabila seseorang membutuhkan pertolongan dari masyarakat marga yang bersangkutan, hingga ada juga yang hukuman yang biasanya diterima oleh si pelanggar ialah keduanya bisa diusir dari kampung huta, dibuang dari rumpun marganya atau tidak menggunakan marga lagi, di cemooh atau direndahkan di lingkungan masyarakatnya, tidak dapat ikut serta dalam kegiatan adat atau bahkan dibunuh. Namun, seiring dengan adanya perlindungan HAM maka pembunuhan itu tidak ditemukan lagi di saat bagi individu yang melanggar ketentuan hukum adat yang berlaku masih tetap ada dan berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Novita Parhusip 2012, mengungkapkan bahwa sanksi bagi para pelaku perkawinan semarga yaitu seperti dihina, dicemooh oleh masyarakat menimbulkan konflik interpersonal, dimana konflik yang muncul ketika dua orang/ lebih mengalami ketidaksetujuan. Perselisihan ini dapat disebabkan oleh kesalahpahaman kecil atau sebagai hasil dari komunikasi yang buruk, perbedaan-perbedaan yang dirasakan dan orientasi pelaku yang melakukan perkawinan semarga harus merombak marga sipengantin perempuan dengan marga dari ibu suaminya agar tutur sapa yang semestinya tidak menjadi rusak ataupun tumpang konsekuensinya bagi pelaku adalah mereka tidak bisa mengikuti upacara adat setempat apabila ada horja perayaan besar karena mereka melanggar ketentuan yang berlaku yang masih disakralkan sampai sekarang. Perubahan marga pada pihak perempuan menimbulkan konflik dalam diri, suatu keadaan dimana dorongan-dorongan dalam individu yang memiliki kekuatan yang sama besar berlainan yang muncul pada diri inividu merupakan dampak dari sanksi-sanksi yang akan diperoleh untuk individu yang ingin melangsungkan pernikahan semarga. Konflik-konflik dapat berupa terhadap diri individu tersebut serta konflik antara individu dengan individu lainya di luar individu tersebut. Berlainan arahnya keinginan pelaku pernikahan semarga dengan larangan adat yang menimbulkan sanksi-sanksi sosial membuat pelaku pernikahan semarga mengalami konflik. Maria Novita Parhusip Skripsi 2012Bagi masyarakat Batak Toba, suatu perkawinan tidak sah apabila perkawinan tersebut tidak melaksanakan adat. Disinilah kita dapat melihat kekuatan hukum adat yang berlaku di suatu daerah. Sehingga berbagai macam cara digunakan agar mereka yang menikah dengan yang semarga dapat melaksanakan acara adatnya agar mereka tidak kehilangan identitas dan tetap dapat mengikuti setiap upacara adat yang berlaku di dalam adat suku Batak Yusan Elpriani. 2017. Persepsi Masyarakat Batak Toba Terhadap Perkawinan Semarga Dalam Adat Suku Batak Toba Di Bahal Gajah Sidamanik Simalungun Sumatera Utara. Bandar Lampung. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas LampungBaca juga artikel lainnya tentang Mossak Batak Seni Beladiri dari Tanah Batak, video Sori Mangaraja Sitanggang WARISAN NUSANTARASemua hal yang perlu kamu ketahui tentang Pustaha Laklak dan pelestariannya, The Great PustahaPatung Sigale-Gale dari Tanah Batak Filosofi dari Anakkon Hi Do Hamoraon di Au Meski berumahtangga memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri, tak bisa dipungkiri bahwa Anda juga akan mendapat keuntungan menikah setelah dinyatakan sah oleh penghulu. 9 Keuntungan Menikah Berikut ini adalah 9 keuntungan menikah yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang sudah sah berumahtangga. 1. Punya gandengan untuk kencan maupun kondangan Salah satu keuntungan menikah, punya teman kencan dan gandengan ke acara kondangan. Setelah menikah, Anda tidak perlu pergi ke acara pesta sendirian, karena ada pasangan yang menemani Anda. Begitupun saat kondangan, ada gandengan yang bisa dipamerkan. Juga ketika acara reunian yang membosankan, ada seseorang yang bisa Anda jadikan teman mengobrol untuk mengusir kebosanan. 2. Tidak perlu ketakutan karena tidur sendiri tiap malam Bangun di tengah malam karena bermimpi buruk pastinya akan semakin terasa buruk jika Anda sendirian. Tetapi jika sudah menikah, akan ada seseorang yang memeluk dan menenangkan perasaan takut setelah mimpi buruk yang dialami. Jadi, tak perlu lagi takut tidur sendiri, ada pasangan yang menemani. 3. Keuntungan menikah, tidak pernah lagi bangun sendirian Keuntungan menikah lainnya, bukan guling yang dipeluk ketika malas bangun pagi. Tapi tubuh hangat pasangan halal kita. Malas bangun pagi, ingin kembali tidur sambil memeluk guling. Namun apabila sudah menikah, bukan guling yang akan dipeluk, tapi tubuh pasangan kita. Kadang, kita pun akan terbangun dengan ciuman atau bisikan lembut di telinga yang menyuruh kita untuk bangun. Melihat wajah orang yang dicintai saat bangun pagi, hal yang sangat indah untuk memulai hari. Betul tidak, Parents? 4. Punya rekan hidup yang selalu setia mendampingi Memiliki orang yang setia mendampingi disaat kita membutuhkan, adalah keuntungan menikah yang hanya bisa didapat setelah halal. Memiliki sahabat sejati, adalah impian semua orang. Dia akan membantu saat kita butuhkan, mendampingi di waktu tersulit dalam hidup. Dan pasangan sah akan menjadi orang paling dekat, sahabat baik dalam hidup yang takkan pernah tergantikan. 5. Ada seseorang yang merawat jika sakit Kalau punya pasangan, pastinya tidak akan sendirian saat jatuh sakit. Itulah keuntungan menikah. Hal paling menyedihkan yang bisa terjadi, Anda jatuh sakit dan sendirian saja di rumah atau kosan. Namun tentu saja hal tersebut tidak berlaku jika sudah ada pasangan yang kita nikahi. Dia akan merawat dan menjaga kita, juga mengurus keperluan kita selama sakit. Tak perlu lagi merasa melankolis karena tidak ada yang menemani selama sakit, karena pasangan kita ada di sana untuk menyembuhkan kita dengan sentuhannya yang penuh cinta. 6. Belajar untuk tidak menjadi orang yang egois adalah salah satu keuntungan menikah Salah satu manfaat menikah adalah kita senantiasa belajar untuk tidak menjadi orang egois. Pernikahan mengajarkan setiap orang untuk tidak menjadi pribadi yang egois, dan belajar arti dari memberi. Menikah berarti kita menghargai orang yang kita nikahi melebihi diri kita sendiri. Jika sebelumnya saat belanja kita hanya memikirkan keperluan kita, kini kita juga akan memikirkan keperluan pasangan. Bila sebelumnya kita memasak untuk satu orang, kini kita juga memikirkan apa yang suka dia makan atau tidak. Selain itu, kita juga akan belajar untuk memahami perasaan pasangan, dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan hal terbaik bagi kalian berdua, dan bukan diri sendiri saja. 7. Selalu punya seseorang yang bisa diaku, "Dia milikku." Keuntungan menikah lainnya, kita bisa membanggakan pasangan di hadapan teman-teman. Mengakui seseorang adalah milik kita, tentu berbeda rasanya jika yang diakui adalah pacar dan bukan suami/istri. Pasangan yang kita nikahi akan benar-benar menjadi milik kita jiwa dan raga, pernikahan mengikat kita dengannya seumur hidup. 8. Ada tempat untuk bersandar melepaskan keluh kesah Setelah hari yang penat, atau perselisihan dengan teman yang membuat Anda ingin curhat dengan seseorang. Tentunya sangat menyenangkan jika orang tersebut ada di rumah, dan kita bisa langsung menumpahkan keluh kesah padanya. Selain itu, kita juga punya seseorang yang bisa diajak berunding atau berdiskusi, saat ada hal pelik yang harus diputuskan. Tak perlu lagi memendam uneg-uneg sendiri, karena ada pasangan kita yang siap mendengarkan. Tetapi, tentunya hal ini berjalan dua arah. Anda juga harus siap menjadi tempat berkeluh kesah saat dia membutuhkan tempat curhat. 9. Tidak perlu takut untuk bermesraan, karena sudah halal Bermesraan tak perlu takut dosa atau ketahuan tetangga, karena keuntungan menikah membuat kita bebas melakukan apa saja bersama pasangan. Saat masih pacaran, mesra-mesraan harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perasaan was-was takut ketahuan. Tapi, jika sudah memegang buku nikah, apapun halal dilakukan. Tak ada perasaan khawatir takut dosa atau digrebek pak lurah, karena apabila sudah sah, siapa yang berani melarang? *** Adakah keuntungan menikah lainnya yang belum disebutkan di sini, yang Parents alami? Yuk, bagikan di kolom komentar. Referensi Bollywood Shaadis Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

keuntungan menikah dengan orang batak